Kamis, 19 Februari 2015

Pengetahuan Tambahan

PENGETAHUAN TAMBAHAN

3.1. Teknik dan Tingkatan

Keluarga Silat Nasional Indonesia Perisai Diri didirikan oleh Raden Mas Soebandiman Dirdjoatmojo pada tanggal 2 Juli 1955, memiliki ciri-ciri silat: cepat, tepat, tangkas, teratur dan berbudi luhur. Gerakan-gerakannya memperhitungkan segi anatomis tubuh, tidak memperkosa badan serta to the point, sesuai dengan fungsi dan kebutuhan. Teknik Perisai Diri dikelompokkan kedalam teknik-teknik yang diberi nama/istilah binatang dan manusia, diantaranya: Burung Mliwis, Burung Kuntul, Burung Garuda, Harimau, Naga, Satria, Pendeta, Putri, dll. Dengan sifat dan ciri khas tersebut tidaklah berlebihan apabila teknik silat Nasional Perisai Diri disebut teknik silat modern. Disamping itu, pada masing-masing tingkatan selain mempelajari teknik tangan kosong, juga diajarkan permainan senjata seperti pisau, pedang, thoya, ruyung, trisula, dll, dengan maksud agar anggota Perisa Diri mengetahui betul karakter dari masing-masing senjata, sehingga akan mengetahui kelemahan tiap-tiap senjata dan mampu menghadapi lawan yang bersenjata

Sistem Pendidikan Silat Perisai Diri menerapkan sistem yang praktis yaitu dengan pengenalan teknik serta penggunaannya secara langsung sejak awal pendidikan dasar. Pada garis besarnya sistem pendidikan dapat digambarkan sebagai berikut:

-Pengenalan dasar teknik
-Penggunaan teknik
-Peningkatan kemantapan dan refleksi
-Kematangan dan keyakinan
           
Sebagai seni/ ilmu beladiri Indonesia, selain segi fisik, dalam pendidikannya tidak lepas pula dari pemberian pendidikan mental sebagai unsur paralel yang dibutuhkan dalam membentuk kematangan jiwa dan budi pekerti yang luhur. Pendidikan mental ini juga dimaksudkan sebagai kendali dan pegangan bagi para pesilat Perisai Diri, agar di dalam melaksanakan fungsi hidupnya sebagai umat Tuhan Yang Maha Esa selalu mempunyai rasa kemanusiaan yang tinggi, mendahulukan kepentingan umum, berjiwa besar disertai dengan rasa percaya diri dan berwibawa.

Pada tingkatan tertentu dalam kematangan jiwanya, diberikan latihan-latihan pernafasan yang penerapan lebih lanjutnya di pergunakan dalam:

     -Pengerasan badan luar (Gwakang)
     -Daya tenaga dalam (Lweekang)
     -Meringankan tubuh (Ginkang)

Sesuai dengan tingkat pemahaman teknik, pesilat Perisai Diri diberikan tingkatan sebagai berikut:

Tingkat Dasar, terdiri dari:

·         Dasar I, lama pendidikan 6 bulan dengan sabuk berwarna putih.
·         Dasar II, lama pendidikan 6 bulan dengan sabuk berwarna hitam.
·         Calon Keluarga (Cakel), ditempuh selama 6 bulan dengan sabuk berwarna merah dan badge bunga sepasang tanpa strip (tanda tingkatan).

Tingkat Keluarga, terdiri dari lima tingkat, dengan sabuk berwarna merah yaitu:

·         Tingkat I, dengan tanda strip PUTIH pada badge bunga sepasang, ditempuh selama 6 bulan; dan strip PUTIH-HIJAU pada badge bunga sepasang, ditempuh selama 6 bulan.
·         Tingkat II, dengan tanda strip HIJAU pada badge bunga sepasang, ditempuh selama 6 bulan; dan strip HIJAU-BIRU pada badge bunga sepasang, ditempuh selama 1 tahun.
·         Tingkat III, dengan tanda strip BIRU pada badge bunga sepasang berwarna kuning-hitam, ditempuh selama 2 tahun; dan strip BIRU-MERAH pada badge bunga sepasang, ditempuh selama 2 tahun.
·         Tingkat IV, dengan tanda strip MERAH pada badge bunga sepasang, ditempuh selama 3 tahun; dan strip MERAH-KUNING pada badge bunga sepasang, ditempuh selama 3 tahun.
·         Tingkat V (Pendekar Muda) dengan tanda strip KUNING pada badge, ditempuh selama 3 tahun

·         Tingkat Pendekar, memakai sabuk merah dengan badge bunga sepasang berwarna kuning   emas.

0 komentar:

Posting Komentar