Pengurus Kelatnas Indonesia Perisai Diri Cabang Mranggen

Dari kiri : Mas Shokib, Mas Ansori, Mas Hamir, Mas Mahfudhi, Mas Jamari, Mas Siswanto, Mas Badi, Mas Ghofar, Mas Zaenudin, Mas Salapudin, Mas Yasin.

Rabu, 08 April 2015

Berita Lelayu (Mas Jaryono)

********************************* BERITA LELAYU *******************************

Assalamualaikum Wr. Wb.

Innalillahi wainna ilaihi rajiun, Innalillahi wainna ilaihi rajiun, Innalillahi wainna ilaihi rajiun

Telah berpulang ke Rahmatullah Mas Jaryono PD Mranggen di RSUD Ketileng Semarang. Semoga amal ibadahnya diteima disisi Allah SWT.
Jenazah dibawa dr RSUD ke Perumahan Pucang Gading, yaitu di Pucang Tama untuk Dimakamkan, untuk dimakamkan akan menunggu informasi lebih lanjut.

Terima Kasih,
Wassalamualaikum Wr. Wb.

*********************************************************************************

UKT Maret 2015

Alhamdulillah, ucap puja dan puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan Rahmat-Nya sehingga Ujian Kenaikan Tingkat Kelatnas Indonesia Perisai Diri Cabang Mranggen tanggal 21,22 dan 28-29 Maret 2015 terlaksana dengan lancar.

Ujian Kenaikan Tingkat diikuti oleh 294 peserta, dengan rincian
Jumlah DasarI 187
Jumlah Dasar-II 73
Jumlah Calon Keluarga 10
Jumlah Keluarga Putih 14
Jumlah KeluargaPutihHijau 4
Jumlah Keluarga Hijau 3
Jumlah Keluarga HijauBiru 3
Jumlah 294
dan semuanya dinyatakan lulus. tetapi ada beberapa peserta yang diyatakan lulus bersyarat karena tidak mengikuti Long March, yaitu :

DAFTAR PESERTA UKT YANG TIDAK MENGIKUTI UJIAN MENTAL/LONG MARCH
No Nama Tingkatan Unit Keterangan
1 Tutik Lindasari Dasar-II Kyai Gading Tidak diperbolehkan Pengasuh Pondok
2 Zulfatul Laili Dasar-I Kyai Gading Tidak diperbolehkan Pengasuh Pondok
3 Rizka Oktavianisa Dasar-I Kyai Gading Tidak diperbolehkan Pengasuh Pondok
4 Muhammad Sholekhan Dasar-II YPP Al-Hadi -
5 Muhammad Zidni Sukron Dasar-II YPP Al-Hadi -
6 Maulana Ihza Mahendri Dasar-II YPP Al-Hadi -
7 Lanang Fastabik Ahmad Dasar-II YPP Al-Hadi -
8 Afira Safira Nurul Gintasari Dasar-I SMPN 3 Mranggen -
9 Muhammad Arbai Dasar-I Guntur -
10 M. Abdul Chalim Dasar-II Guntur -
11 Norma Sofiyanti Sadiyah Dasar-II SMA Futuhiyyah -
12 Muh. Iqbal Andik Dasar-I SMA Futuhiyyah -
JUMLAH
1 Dasar-I = 5
2 Dasar-II = 7
Dan Peserta Terbaik adalah

Daftar Peserta UKT Terbaik Masing-Masing Tingkatan
Tingkatan Nilai Rata-Rata Nama Tempat, Tanggal Lahir Unit Latihan
Dasar-I 77,67 Anas Fikridin Demak, 10 Oktober 2000 Kyai Gading
Dasar-II 77,25 Faris Akmal Labib Demak, 15 Februari 2001 SMPN 3 Mranggen
77,25 Rio Lintang Adi Prasetyo SMK Bakti Nusantara
Cakel 69,67 Elang Prasakti Ghani Demak, 30 September 1999 SMPN 1 Mranggen
Keluarga Putih 68,88 Muhammad Rizal Aldosari Demak, 17 Maret 1998 Keluarga Cabang Mranggen
Keluarga Putih-Hijau 70,38 Hadi Mulyono Demak, 20 Mei 1975 Keluarga Cabang Mranggen
Keluarga Hijau 69,25 Samsul Arifin Jambi, 4 April 1995 SMA Ky Ageng Giri
Keluarga Hijau-Biru 66,13 Suroso Demak, 1973 Keluarga Cabang Mranggen

************************ PENGUMUMAN********************************

1. Ijazah sudah dapat diambil di kediaman mas ansori, harap mengambil secara kolektif per unit, bukan per individu

2. Bagi unit Guntur, SMP Ky Ageng Giri dan SMK Bakti Nusantara, karena ada sebagian peserta dari masing-masing unit tersebut yang belum menyelesaikan REGISTRASI, maka semua Ijazah dari unit tersebut ditahan sementara oleh panitia sampai menyelesaikan registrasi.

3. Untuk Peserta yang lulus bersyarat yaitu peserta yang tidak mengikuti long march, silahkan menghubungi ketua panitia UKT yaitu mas Ghofar untuk meminta tugas pengganti, apabila belum melaksanakan tugas pengganti, maka ijazah akah ditahan sementara.

************************************************************************

Untuk foto lain, silahkan melihat di galeri

Minggu, 15 Maret 2015

Pemberitahuan UKT

*****Pemberitahuan UKT*****

Salam Bunga Sepasang

1. Bagi Calon Peserta UKT yang belum melakukan registrasi, diberikan waktu sampai dengan hari Kamis, 19 Maret 2012, dengan menghubungi:
-Ketua : Mas Abdul Ghofar (081326516608)
-Bendahara : Mas Ahmad Ansori (08122502119)
-Sekretaris : Shokhirul Imam (085727429646)
2. Formulir dapat didownload disini (proposal UKT bagian akhir)
3. Form penilaian peserta UKT dari Dasar-I s/d Keluarga dapat didownload disini

Salam Bunga Sepasang

ttd
Humas UKT

Latihan Bersama untuk Persiapan UKT

Salam Bunga Sepasang

Minggu, 15 Maret 2015, akhirnya Kelatnas Indonesia Perisai Diri Cabang Mranggen sukses melaksanakan kegiatan Latihan Bersama di SMA Futuhiyyah Mranggen guna persiapan Ujian Kenaikan Tingkat yang nantinya akan diadakan pada tanggal 21 dan 22 Maret 2015.
Acara latihan bersama dipimpin langsung oleh Ketua Panitia yaitu Mas Abdul Ghofar (Merah-Kuning), dibantu juga oleh mas-mas yang lainnya yaitu Mas Sunardi (Merah-Kuning), Mas Ahmad Ansori (Merah), Mas Mahfudhi (Merah), Mas Showab (Biru-Merah) dan juga mas-mas yang lainnya. Acara latihan bersama tersebut juga dibimbing langsung oleh Mas Mulyanto (Pendekar) selaku Pembina Teknik Cabang Mranggen.
Para calon peserta UKT dari tingkatan dasar-I sampai dengan Hijau-Biru dari berbagai unit di cabang Mranggen diberikan materi mulai dari fisik sampai dengan teknik yang baik dan benar, tak lupa para mas-mas pelatih memberikan contoh teknik, semangat, inspirasi dan motivasi demi kemajuan anggota Kelatnas Indonesia Perisai Diri Cabang Mranggen dan acara tersebut diakhiri dengan Registrasi Peserta UKT.

Salam Bungan Sepasang
***Untuk foto yang lainnya silahkan melihat disini




Senin, 23 Februari 2015

Surat pemberitahuan UKT :

Untuk mendownload proposal silahkan klik disini

Kamis, 19 Februari 2015

Kurikulum



Pengurus Pusat

Pengurus Pusat

Salam Bunga Sepasang,
Bismillahirahmannirahiim,

Susunan Pengurus Pusat Keluarga Silat Nasional Indonesia PERISAI DIRI, periode 2010-2014

Penasehat               :       Sri Sultan Hamengkubuwono X
Ketua Kehormatan   :       Rachmat Gobel
Ketua Umum           :   Ir. Nanang Soemindarto
Ketua Harian           :   Didi Achmady, SH.

Sekretaris Umum   :   Drs. Heroe Poernomohadi, SH. MM.
Sekretaris           :   1. R. DJati Kusumo
                         2. Kukuh Karnanto, ST.MEng.Sc.
                         3. Unggul Wicaksono, ST.

Bendahara Umum   :   H. Hari Soejanto
Bendahara           :   1. Hari Purwanto, BA.
                         2. drh. Rozak Abadi

BIDANG – BIDANG   :
1.   Bidang Hubungan Organisasi dan Pembinaan Hubungan Daerah
Ketua   :   Ir. Syaukat Ali, MSi.
Asisten   :   Ir. Sigit Prakoso, MM.
              I Made Astrama, SE.

2.   Bidang Pendidikan dan Latihan
Ketua   :   drh. Prima Lurianto
Asisten   :   I Gede Madia B.W.
              Joko Widodo, AMd.
              I Nyoman Sujana, SH. MH.

3.   Bidang Mental Spiritual
Ketua   :   Djang Kastam
Asisten   :   Arnowo Adji
              Slamet Priyadi

4.   Bidang Pembinaan Prestasi
Ketua   :   Dr. Johansyah Lubis
Asisten   :   Ir. Karyono
      Nyoman Yamadiputra, SE.Ak.

5.   Bidang Pembinaan Seni
Ketua   :   Momon Ageng Purnomo
Asisten   :   Nengah Ardina
               Drs. Joko Priyanto

6.   Bidang Luar Negeri
Ketua   :   Don Sunaringsuryo Basuki, MSc.
Asisten   :   Monu Katili
              Ir. Maryono Gapoer

7.   Bidang Usaha dan Dana
Ketua   :   Drs. Kartono, MM.
Asisten   :   Tri Sutikno
              Choirul Alam, SPd.
              Nurhadi
              Syaiful

8.   Lembaga Pelatih
Ketua   :   Bambang Wahyono
Asisten   :   Henry Molomoe
              Mulyana, SPOK.

9.   Lembaga Wasit Juri
Ketua   :   Leonora HB.
Asisten   :   Satriyo Lelono
              Nurzaman

Susunan Presidium Dewan Pendekar Keluarga Silat Nasional Indonesia PERISAI DIRI, periode 2010-2014:

Ketua   :   Drs. Noerhasdijanto, SH. MBA.

Anggota   :   1.    Dr. I Made Suwetja, MBA.
              2.   Gatot Mudjono, BA.
              3.   Ir. Sunardi, MSi.
              4.   Ir. Putu Surya Kencana Putra

Hormat penutup,
Don S. Basuki
Bidang Luar Negeri

Keluarga Silat Nasional Indonesia PERISAI DIRI Pusat

Dialog Tentang Materi Kerohanian

Pengalaman kerohanian Perisai Diri tidak bisa diceritakan, melainkan hanya bisa dirasakan oleh orang-orang berada di sekitar orang yang menjalankan kerohanian PD. Seperti yang sudah saya jelaskan di posting sebelum ini, kerohanian itu sendiri merupakan proses, atau latihan untuk menjadi seorang manusia yang berbudi luhur dan selalu ingat akan Tuhannya, yang sadar akan siapa "aku" ini sesungguhnya. Kalau dalam "bahasa Islam", kerohanian ini semacam "tarekat" (saya beri tanda kutip lho... mohon jangan disalahartikan) untuk mencapai taraf "insan kamil". Orang itu akan bagaikan sebuah bunga teratai, tetap indah dan bersih walau tumbuh di lumpur. Orang yang kerohanian PD-nya sudah jalan, maka dalam masyarakat lingkungannya, dia adalah seorang yang berjiwa bersih, suka menolong tanpa pamrih, tak silau oleh gemebyar harta dunia, jiwanya tenang, orang akan merasa nyaman dan aman bila berada di dekatnya, wajahnya akan selalu tersenyum, tidak mudah marah, orang akan segan karena hormat padanya (bukan hormat karena dipaksa atau takut), dalam bekerja dia akan selalu menjaga agar tidak korupsi atau melakukan hal-hal yang merugikan orang lain. Dia akan berlaku bahwa Tuhan selalu mengawasinya, sehingga setiap langkahnya akan sangat berhati-hati agar tidak terperosok dalam lubang dosa. Dia akan mampu mengendalikan nafsu-nafsunya.

Perlu dijelaskan bahwa kerohanian PD itu TIDAK SAMA dengan kebatinan dan/atau kanuragan. Mungkin saja, dalam menjalankan latihan kerohanian PD, orang itu akan mendapatkan kemampuan yang berbentuk kanuragan. Tetapi itu bukan merupakan tujuan akhir, itu adalah "bonus". Dan biasanya, praktisi kerohanian PD tidak terlalu memikirkan (tidak perduli) apakah bisa kanuragan atau tidak. Karena memang bukan itu tujuan dari pelajaran kerohanian PD.

So, menjawab permintaan Mas Wolvie74, maka seorang praktisi kerohanian PD tidak akan pernah bisa menjawabnya, karena yang merasakan efeknya adalah orang lain di sekitarnya. Kalau mau tahu cara-caranya... Ya ikutan PD dulu... Jadi keluarga strip putih dan minimal sudah berusia 17 tahun.

Pendekar

Pendekar Historis

Salam Bunga Sepasang,
Salam Buat Semuanya,

Keluarga Silat Nasional Indonesia PERISAI DIRI memiliki para pendekar yang disebut dengan nama PENDEKAR HISTORIS. Beliau-beliau ini adalah para pendekar lulusan pertama dan terakhir yang dilantik oleh pendiri Kelatnas Indonesia PERISAI DIRI, Bapak Pendekar Purna Utama Raden Mas Soebandiman Dirdjo Atmodjo. Dari 23 orang Pendekar Historis, saat ini yang masih aktif berkiprah di PD ada 14 orang (Februari 2011).

Para Pendekar Historis Kelatnas Indonesia PERISAI DIRI adalah:
1.   Yahya Buari (Lamongan)
2.   Bambang Soekotjo Maxnoll (Cimahi)
3.   Mat Kusen (Surabaya)
4.   Drs. I Made Suwetja, MBA (Denpasar)
5.   Arnowo Adji (Cikampek)
6.   Dr. H.Suparjono, SH, MSi (Surabaya)
7.   Drs. Noerhasdiyanto, SH , MBA (Surabaya)
8.   Prof. Dr. dr. M.Hidayat, SpOT (Malang)
9.   H.Hari Soejanto (Surabaya)
10.   FX. Supi’i (Surabaya)
11.   Ir. H.Nanang Soemindarto (Surabaya)
12.   Prof. Dr. dr. Hari K Lasmono, MS (Surabaya)
13.   Drs. Siaman (Surabaya)
14.   Tonny S Kohartono (Surabaya)
15.   Wardjiono (Jakarta, almarhum)
16.   Gunawan Parikesit (Semarang, almarhum)
17.   Ruddy J Kapojos, BA (Surabaya, almarhum)
18.   I Gusti Ngurah Dilla (Surabaya, almarhum)
19.   Moeljono (Nganjuk, almarhum)
20.   Soegiharto (Jakarta, almarhum)
21.   Mondo Satrijo (Surabaya, almarhum)
22.   Kusnadi (Surabaya, almarhum)
23.   Totok Sumantoro (Solo, almarhum)

Salam...
Salam Bunga Sepasang,
Salam Buat Semuanya,

Pengetahuan Tambahan

PENGETAHUAN TAMBAHAN

3.1. Teknik dan Tingkatan

Keluarga Silat Nasional Indonesia Perisai Diri didirikan oleh Raden Mas Soebandiman Dirdjoatmojo pada tanggal 2 Juli 1955, memiliki ciri-ciri silat: cepat, tepat, tangkas, teratur dan berbudi luhur. Gerakan-gerakannya memperhitungkan segi anatomis tubuh, tidak memperkosa badan serta to the point, sesuai dengan fungsi dan kebutuhan. Teknik Perisai Diri dikelompokkan kedalam teknik-teknik yang diberi nama/istilah binatang dan manusia, diantaranya: Burung Mliwis, Burung Kuntul, Burung Garuda, Harimau, Naga, Satria, Pendeta, Putri, dll. Dengan sifat dan ciri khas tersebut tidaklah berlebihan apabila teknik silat Nasional Perisai Diri disebut teknik silat modern. Disamping itu, pada masing-masing tingkatan selain mempelajari teknik tangan kosong, juga diajarkan permainan senjata seperti pisau, pedang, thoya, ruyung, trisula, dll, dengan maksud agar anggota Perisa Diri mengetahui betul karakter dari masing-masing senjata, sehingga akan mengetahui kelemahan tiap-tiap senjata dan mampu menghadapi lawan yang bersenjata

Sistem Pendidikan Silat Perisai Diri menerapkan sistem yang praktis yaitu dengan pengenalan teknik serta penggunaannya secara langsung sejak awal pendidikan dasar. Pada garis besarnya sistem pendidikan dapat digambarkan sebagai berikut:

-Pengenalan dasar teknik
-Penggunaan teknik
-Peningkatan kemantapan dan refleksi
-Kematangan dan keyakinan
           
Sebagai seni/ ilmu beladiri Indonesia, selain segi fisik, dalam pendidikannya tidak lepas pula dari pemberian pendidikan mental sebagai unsur paralel yang dibutuhkan dalam membentuk kematangan jiwa dan budi pekerti yang luhur. Pendidikan mental ini juga dimaksudkan sebagai kendali dan pegangan bagi para pesilat Perisai Diri, agar di dalam melaksanakan fungsi hidupnya sebagai umat Tuhan Yang Maha Esa selalu mempunyai rasa kemanusiaan yang tinggi, mendahulukan kepentingan umum, berjiwa besar disertai dengan rasa percaya diri dan berwibawa.

Pada tingkatan tertentu dalam kematangan jiwanya, diberikan latihan-latihan pernafasan yang penerapan lebih lanjutnya di pergunakan dalam:

     -Pengerasan badan luar (Gwakang)
     -Daya tenaga dalam (Lweekang)
     -Meringankan tubuh (Ginkang)

Sesuai dengan tingkat pemahaman teknik, pesilat Perisai Diri diberikan tingkatan sebagai berikut:

Tingkat Dasar, terdiri dari:

·         Dasar I, lama pendidikan 6 bulan dengan sabuk berwarna putih.
·         Dasar II, lama pendidikan 6 bulan dengan sabuk berwarna hitam.
·         Calon Keluarga (Cakel), ditempuh selama 6 bulan dengan sabuk berwarna merah dan badge bunga sepasang tanpa strip (tanda tingkatan).

Tingkat Keluarga, terdiri dari lima tingkat, dengan sabuk berwarna merah yaitu:

·         Tingkat I, dengan tanda strip PUTIH pada badge bunga sepasang, ditempuh selama 6 bulan; dan strip PUTIH-HIJAU pada badge bunga sepasang, ditempuh selama 6 bulan.
·         Tingkat II, dengan tanda strip HIJAU pada badge bunga sepasang, ditempuh selama 6 bulan; dan strip HIJAU-BIRU pada badge bunga sepasang, ditempuh selama 1 tahun.
·         Tingkat III, dengan tanda strip BIRU pada badge bunga sepasang berwarna kuning-hitam, ditempuh selama 2 tahun; dan strip BIRU-MERAH pada badge bunga sepasang, ditempuh selama 2 tahun.
·         Tingkat IV, dengan tanda strip MERAH pada badge bunga sepasang, ditempuh selama 3 tahun; dan strip MERAH-KUNING pada badge bunga sepasang, ditempuh selama 3 tahun.
·         Tingkat V (Pendekar Muda) dengan tanda strip KUNING pada badge, ditempuh selama 3 tahun

·         Tingkat Pendekar, memakai sabuk merah dengan badge bunga sepasang berwarna kuning   emas.

Kerohanian

Kerohanian


          Pesilat yang memiliki keterampilan bertarung setelah mempelajari teknik silat dan teknik olah pernafasan sangat perlu diberikan pendidikan mental spiritual agar menjadi pesilat yang berbudi luhur, yang dalam silat Perisai Diri dikenal dengan istilah pendidikan kerokhanian. Pendidikan kerokhanian diberikan secara bertahap untuk memberi pengertian dan pelajaran tentang diri pribadi dan manusia pada umumnya, sehingga diharapkan tercipta pesilat yang bermental baja dan berbudi luhur, mempunyai kepercayaan diri yang kuat, berperangai lemah lembut, serta bijaksana dalam berpikir dan bertindak. Keseimbangan antara pengetahuan silat dan kerokhanian akan menjadikan anggota Kelatnas Indonesia Perisai Diri waspada dan mawas diri, tidak sombong, dan setiap saat sadar bahwa di atas segala-galanya ada Sang Pencipta.

Pernafasan

Teknik Olah Pernafasan

            Ketika pesilat telah menduduki tingkat Asisten Pelatih, ia akan mulai menerima pelajaran teknik olah pernafasan yang berguna baik untuk kebugaran maupun untuk menunjang beladiri. Teknik pernafasan Perisai Diri dibagi menjadi 3 tahap.

            Tahap pertama tujuannya untuk menghimpun tenaga. Seorang pesilat akan belajar teknik pernafasan untuk menambah tenaga dan membuat otot-ototnya menjadi keras. Hal ini untuk meningkatkan tenaga setiap pesilat. Namun pada saat pembelajaran tahap ini, biasanya ada kemunduran yang akan dialami dari sisi kecepatan. Kecepatan si pesilat akan menurun dari kecepatan sebelumnya.

            Ketika seorang pesilat telah menyelesaikan latihan Pernafasan Tahap 1, maka ia harus langsung melanjutkannya ke latihan Pernafasan Tahap 2. Pada tahap 2 ini akan difokuskan untuk meledakkan tenaga. Tenaga yang telah mampu dihimpun sebagai hasil latihan di tahap 1, kini diarahkan untuk dilepaskan dalam bentuk-bentuk teknik, baik serangan, tolakan, papasan dan bahkan hindaran. Dengan melalui proses tahap 2, maka kecepatan seorang pesilat berangsur-angsur akan kembali seperti semula dan bahkan dapat membuat kecepatan semakin meningkat.


            Tahap terakhir dari latihan teknik pernafasan ini adalah Pernafasan Tahap 3. Pada tahap 3 akan ditekankan pada implementasi nafas ke dalam seluruh gerakan silat. Setelah implementasi tahap 3, seorang pesilat akan mampu bernafas dengan lembut, bergerak dengan cepat dan seketika menghasilkan tenaga saat diperlukan. Seluruh pola pernafasan, cara implementasi dan penghayatannya akan dilatihkan pada tahap ini. Oleh karena itu, pelajaran ini hanya akan diberikan kepada Pelatih yang dituntun langsung oleh seorang Pendekar.

Teknik Asli

Teknik Asli

            Teknik silat Perisai Diri mengandung unsur 156 aliran silat dari berbagai daerah di Indonesia yang dipilah dan dikelompokkan sesuai dengan karakter dari masing-masing aliran. Teknik Asli dalam silat Perisai Diri juga digali dari aliran Siauw Liem Sie (Shaolinshi) yang dengan kreativitas Pak Dirdjo gerakan maupun implementasinya sudah dijiwai oleh karakter pencak silat Indonesia. Hal ini yang menjadikan ilmu silat Perisai Diri mempunyai sifat unik, tidak ada kemiripan dengan silat yang lain. Disebut Asli karena mempunyai frame tersendiri, bukan merupakan kombinasi dari beberapa aliran silat.

            Teknik Asli dalam silat Perisai Diri di antaranya yaitu :
1.         Burung Meliwis
2.         Burung Kuntul
3.         Burung Garuda
4.         Harimau
5.         Naga
6.         Satria
7.         Pendeta
8.         Putri

            Selain teknik tersebut di atas, ada beberapa teknik yang menjadi kekayaan teknik silat Perisai Diri, di antaranya yaitu Kuda Kuningan, Lingsang, Satria Hutan dan Kera, serta beberapa teknik dari beberapa daerah di Indonesia, di antaranya yaitu Minangkabau, Jawa Timuran, Cimande, Bawean dan Betawen.

2.4.0.   Teknik Minangkabau

            Gerakan teknik Minangkabau mirip dengan tarian tradisional dari Minangkabau, Sumatera Barat. Salah satu tujuan dari mempelajari teknik ini adalah untuk memperkuat otot-otot paha dan otot belakang. Teknik ini juga memberikan pengalaman tentang bagaimana rasanya bila kita berada pada posisi yang merendah ke tanah.

Untuk menyerang lawan, teknik Minang seringkali mendahului dengan membuka bagian lemah dari badannya dengan gerakan yang lambat. Ini adalah pancingan yang disengaja agar lawan menyerang terlebih dahulu. Ketika lawan datang dengan serangan, saat itulah teknik Minang akan bergerak sangat cepat dan keras menghancurkan serangan lawan tersebut dengan sikunya dan dilanjutkan dengan serangan berikutnya.

2.4.1.   Burung meliwis

            Burung Meliwis / Belibis memiliki ciri khas tersendiri dalam bergerak, yaitu bergerak dengan ringan dan cepat. Tujuan dari mempelajari teknik ini adalah untuk melatih kecepatan, keringanan tubuh dan membiasakan diri menapak dengan ujung kaki. Dengan mempelajari teknik ini, maka pesilat dengan sendirinya akan melatih otot-otot kaki, betis dan pinggul.

            Meliwis menggunakan ujung-ujung jari untuk menyerang lawan. Oleh karena itu, ia hanya akan menyerang bagian-bagian yang sangat lemah seperti mata dan leher. Saat menyerang, Meliwis melontarkan tangannya dengan cepat ke arah lawan dan akan kembali dengan kecepatan yang sama, sehingga mempersulit lawan untuk menolak.

            Selain ujung-ujung jari, Meliwis juga menggunakan pergelangan tangannya untuk menyerang bagian-bagian seperti leher dan dagu. Teknik ini juga menggunakan pergelangan tangan bagian dalam untuk menolak dengan cara mengalihkan arah serangan lawan.

2.4.2.   Burung kuntul

        Setelah mempelajari teknik Meliwis, pesilat akan menerima pelajaran teknik berikutnya, Burung Kuntul. Bila saat berlatih Meliwis, pesilat diajarkan untuk bergerak ringan, kini pesilat diajarkan untuk melibatkan tenaga saat bergerak ringan.

            Dibandingkan dengan Meliwis, Kuntul tidak hanya menyerang bagian lemah, tetapi juga bagian lain seperti lutut. Teknik ini memiliki satu tendangan yang digunakan untuk merusak lutut lawan.

            Pada saat menyerang, sifat serangan Kuntul adalah memecut. Serangan dilontarkan sangat cepat dari badan ke arah sasaran dan dengan sendirinya kembali ke arah badan dengan kecepatan yang sama. Namun pola serangan Kuntul tidak pernah lurus kedepan seperti teknik beladiri pada umumnya, serangan Kuntul selalu mengarah ke samping.

            Untuk menyerang depan, maka Kuntul akan memposisikan dirinya sedemikian rupa, sehingga lawan menjadi berada di samping saat serangan mencapai target.

2.4.3.   Burung garuda

            Garuda adalah simbol burung terkuat di antara jenis burung lainnya. Oleh karena itu, dibandingkan dengan teknik burung sebelumnya, Garuda memiliki kemampuan bertarung yang paling tinggi.
            Saat berlatih teknik Garuda, pesilat akan dikenalkan bagaimana cara menggunakan perubahan badan sebagai tenaga tambahan saat menyerang atau menolak. Karena kemampuannya dalam menggunakan badan inilah, tenaga yang dimiliki oleh teknik Garuda menjadi lebih besar dibandingkan dengan Meliwis dan Kuntul.

            Garuda menggunakan sisi tangan dan sikunya sebagai perlengkapan dalam menyerang dan menolak. Teknik ini selalu mengembangkan kelima jarinya selebar mungkin untuk memperkuat otot tangan bagian samping.

            Target serangan Garuda sering ke arah leher. Dengan menggunakan sikunya, Garuda akan menotok bagian leher dan mengiris leher tersebut dengan sisi luar tangan, untuk merusak tulang leher lawan sekaligus merobek kulit lawan. Tidak hanya leher, Garuda juga dapat menyerang ke bagian tengah di antara dua alis mata lawan dan mengirisnya ke sepanjang garis mata.

            Dalam jarak yang sangat rapat, Garuda memanfaatkan sikunya ke bagian lemah lawan ataupun memanfaatkan tumitnya untuk melakukan tendangan jarak pendek ke arah kemaluan lawan.

            Untuk melindungi diri dari serangan lawan, Garuda memanfaatkan kaki untuk menolak bagian bawah dan tangan untuk bagian tengah dan atas.

2.4.4.   Harimau

            Dibandingkan dengan Garuda, teknik Harimau memiliki kemampuan yang lebih besar, baik itu tenaga, kecepatan, keuletan, keganasan dan fleksibilitas gerakan.

            Teknik ini diadaptasi dari karakter hewan aslinya yang disesuaikan dengan anatomi tubuh manusia. Kemampuan Harimau lebih baik dibanding Garuda karena teknik ini sudah menggunakan perputaran badan untuk meningkatkan kecepatan dan tenaga.

            Posisi Harimau bisa berbeda-beda, baik itu merendah, sedang ataupun tinggi. Pada saat posisi merendah, teknik ini akan melebarkan kuda-kuda agar lebih merendah ke tanah dan akan menyerang ke daerah bawah dari lawan, dilanjutkan dengan menggulung untuk menjauhkan diri dari lawan. Pada saat posisi tinggi, teknik ini akan mengincar daerah atas seperti dada dan kepala. Teknik inipun kadang menggunakan lompatannya untuk menyerang kepala.

            Saat menyerang, Harimau menggunakan perlengkapan seperti cakar, telapak tangan, lutut, tumit dan telapak kaki. Saat menolak, teknik ini akan menggunakan perlengkapannya seperti kaki, tangan dan juga cakarnya. Target sasaran yang menjadi sasaran serangan antara lain mata, muka, telinga, leher, dada, pergelangan badan, kemaluan, lutut dan kulit.

2.4.5.   Naga

            Naga dilambangkan sebagai binatang terkuat di jajaran teknik silat Perisai Diri. Oleh karena itu, Naga diberikan pada jenjang teknik hewan terakhir di silat Perisai Diri. Keunikan dari teknik Naga terdapat pada cara langkahnya yang selalu mengandung putaran. Hal ini dilakukan untuk menuju poros tengah lawan saat menghindar, memapas ataupun menyerang. Tenaga yang dikeluarkan pun lebih besar dibanding teknik sebelumnya karena teknik ini telah menyatukan kemampuan perputaran badan dan perpindahan berat badan sebagai tambahan tenaganya.

            Ditambah lagi, pesilat yang menerima teknik ini adalah mereka yang telah menduduki tingkatan Asisten Pelatih. Di tingkat ini, mereka mendapatkan pelajaran Pernafasan Tahap 1 yang berfokus untuk meningkatkan tenaga. Oleh karena itu, teknik Naga pun akan semakin kuat lagi karena para Asisten Pelatih mengkombinasikan teknik dan pernafasan ke dalam aplikasinya.

            Saat menyerang, teknik Naga akan merusak persendian leher, paha dan tangan. Daerah lemah seperti dagu dan kemaluan juga bisa menjadi sasaran serangan apabila daerah tersebut terbuka.

2.4.6.   Satria

            Setelah mempelajari teknik hewan, di tingkat ini pesilat akan mulai mempelajari teknik manusia. Teknik yang pertama dipelajari adalah Satria. Pada tingkat ini, pesilat dianggap telah mampu menerapkan seluruh kemampuan dari teknik hewan pada tingkatan-tingkatan sebelumnya. Sebagai suatu teknik manusia, Satria akan mulai meninggalkan karakter kehewanannya, seperti liar, buas dan brutal. Satria akan berpikir tepat sebelum bertindak dan melaksanakan geraknya dengan penuh percaya diri.

            Bersamaan dengan penerimaan pelajaran teknik ini, seorang pesilat juga menerima pelajaran Pernafasan Tahap 2 yang difokuskan untuk meledakkan tenaga. Karena kemampuan dari dua tahap Pernafasan tersebut, sifat teknik Satria menjadi penuh dengan rasa percaya diri. Ketika serangan datang, Satria akan menolak, memapas dan merusak perlengkapan serangan lawan dengan memukul titik persendian. Saat bergerak, teknik ini tidak melakukan gerakan-gerakan yang rumit seperti pada teknik Harimau dan Naga.

2.4.7. Pendeta

            Dalam Bahasa Jawa, pandito artinya adalah orang yang selalu memberikan falsafah jalan kebaikan pada orang lain. Karakter ini pun terbawa ke dalam teknik itu sendiri. Teknik ini tidak menunjukan kebrutalan dan juga tidak banyak merusak ataupun menghancurkan persendian lawan. Walaupun kemampuan seorang pesilat yang mempelajari Pendeta tetap memiliki kemampuan seluruh teknik di bawahnya, namun teknik ini sendiri tidak akan merusak bila tidak diperlukan.

            Pola gerak yang dilakukan teknik ini pun jauh lebih sederhana. Serangannya hanya berpola lurus, dengan jarak yang dekat. Serangan yang dilakukan sepenuhnya menggunakan putaran badan, atau dikenal dengan istilah gizoboge. Perlengkapan yang digunakan saat menyerang adalah kepalan tangan, sisi samping badan, kepala dan tumit. Bentuk tangan dari teknik ini selalu mengepal. Sasaran serangan umumnya adalah ulu hati, kepala, rusuk dan beberapa bagian persendian.

2.4.8.   Putri

            Teknik Putri adalah teknik tertinggi di silat Perisai Diri. Karakter dari teknik ini bisa berubah-ubah. Terkadang lembut, namun tiba-tiba berubah menjadi sangat cepat dan keras, kemudian lembut kembali. Putri menggabungkan seluruh kemampuan yang ada pada teknik-teknik sebelumnya, ditambah dengan kemampuan fleksibilitas gerak yang tidak baku seperti teknik lain. Tenaga yang digunakan bersifat kosong isi. Istilah ini berarti bahwa Putri akan selalu kosong tidak bertenaga, namun di dalam kekosongannya, keluar tenaga yang sangat besar saat terjadi sentuhan dengan lawan.


            Putri seringkali melakukan dua macam tindakan dalam satu gerakan. Baik itu menyerang sambil menghindar ataupun menyerang sambil menolak. Teknik inipun sering memanfaatkan tenaga lawan untuk menyerang, sehingga tenaga yang ia keluarkan semakin sedikit. Gizoboge (perputaran badan) selalu diaplikasikan dalam tekniknya ditambah dengan Pernafasan Tahap 3 yang selalu mengiringi geraknya. Serangannya bersifat gelap, yang artinya sulit untuk dilihat lawan. Putri biasanya hanya bereaksi terhadap serangan lawan. Ia tidak berinisiatif melakukan serangan terlebih dahulu.

Serang Hindar, Serang Hindar Balas dan Beladiri

Serang Hindar, Serang Hindar Balas dan Beladiri

           Metode praktis yang sangat penting untuk dipelajari oleh pesilat Perisai Diri adalah latihan Serang Hindar. Pada latihan ini akan diajarkan cara menyerang dan menghindar yang paling efisien, cepat, tepat, tangkas, deras dan bijaksana. Sekalipun berhadapan langsung dengan lawan, kemungkinan cedera amat kecil karena setiap siswa dibekali prinsip-prinsip dasar dalam melakukan serangan dan hindaran. Resiko kecil pada metode Serang Hindar inilah yang melahirkan motto "Pandai Silat Tanpa Cedera". Dengan motto inilah Perisai Diri menyusun program pendidikan dengan memperhatikan faktor psikologis dan kurikulumnya.

            Dalam latihan Serang Hindar, dua orang pesilat saling berhadapan satu sama lain. Di dekat mereka ada seorang pelatih yang memperhatikan. Seorang pesilat disebut sebagai A dan seorang lagi disebut dengan B. Pelatih memberi aba-aba "hup !", bersamaan dengan itu A menyerang B dengan satu gerakan, sementara B diam menunggu serangan itu dekat dan kemudian bergerak ke samping untuk melepaskan diri dari serangan A. Pelatih terus memberi aba-aba hingga 10 kali untuk A menyerang B dan B harus menghindar saat serangan A sudah dekat. Setelah selesai, giliran B yang menyerang pada 10 aba-aba kedua.

           Itulah salah satu metode latihan berpasangan di silat Perisai Diri yang dikenal dengan sebutan Serang Hindar. Metode Serang Hindar ini telah diformulasikan oleh Pak Dirdjo agar bisa memberi rasa aman bagi kedua pesilat. Selama berlatih, pesilat diminta untuk melakukan serangan dan hindaran yang sesuai dengan pedoman teknik silat Perisai Diri.

            Metode berpasangan yang lain di Perisai Diri adalah Serang Hindar Balas. Pada metode Serang Hindar Balas, dalam satu aba-aba, A akan melakukan serangan terhadap B dan B menghindar, kemudian B membalas menyerang A dan A menghindar. Satu set A serang B hindar dan B balas A hindar, adalah implementasi dari metode Serang Hindar Balas. Pada 10 aba-aba pertama, A mendapatkan kesempatan menyerang pertama kali dan B membalas setelah melakukan hindaran sempurna, sementara pada 10 aba-aba kedua akan ditukar oleh pelatih, yaitu B menyerang terlebih dahulu.
            Tujuan dari latihan Serang Hindar Balas ini adalah untuk melatih pesilat, terutama bagi si penghindar, untuk menghindar ke arah yang sulit dilihat oleh lawan, tetapi akan sangat mudah untuk melakukan serangan balasan. Inilah yang disebut hindaran yang mengunci posisi lawan. Si penghindar juga harus mempelajari bagaimana ia harus meletakkan langkah mereka agar dapat mempercepat serangan balasan berikutnya.

          Metode berpasangan lain yang dilatihkan di Perisai Diri adalah Beladiri. Beladiri adalah dimana saat A menyerang dan B menghindar sambil melepaskan serangan ke A. Dalam hal ini, B disebut melakukan Beladiri. Jadi perbedaannya dengan metode sebelumnya adalah, bahwa B tidak melakukan hindaran sempurna baru membalas, namun B melakukan hindaran dan serangan dalam satu gerakan.

           Sebagai ilustrasi yang sederhana, misalnya A melakukan pukulan ke arah depan, ketika pukulan tersebut dekat, maka B bergerak ke samping sambil menusukkan buku tangannya ke arah mata. Dalam hal ini, maka B melakukan Beladiri.


         Ketiga metode di atas, Serang Hindar, Serang Hindar Balas dan Beladiri akan diajarkan kepada pesilat Perisai Diri baik dari tingkat Dasar sampai tingkat yang tinggi sekalipun. Metode ini akan diaplikasikan baik menggunakan tangan kosong ataupun menggunakan senjata seperti pisau, pedang dan toya.

Teknik Senjata

Teknik Senjata

           Mulai tingkat Dasar akan diajarkan teknik-teknik beladiri tangan kosong. Pada tingkat selanjutnya diajarkan juga teknik permainan senjata dengan senjata wajib pisau, pedang dan toya. Dengan dasar penguasaan tiga senjata wajib, pisau mewakili senjata pendek, pedang mewakili senjata sedang, dan toya mewakili senjata panjang, pesilat Perisai Diri dilatih untuk mampu mendayagunakan berbagai peralatan yang ada di sekitarnya untuk digunakan sebagai senjata. Teknik tersebut juga dapat digunakan untuk memainkan senjata lain, seperti celurit, trisula, abir, tombak, golok, pedang samurai, pentungan, kipas, teken, payung, roti kalong, senapan, bayonet, dsb.


         Tujuan dari pelajaran senjata adalah memberikan pemahaman bagi pesilat tentang berbagai macam senjata. Dengan mengenal karakteristik senjata, maka anggota akan cepat beradaptasi dengan berbagai senjata. Sebagai contoh, dengan mempelajari pisau, maka pesilat akan mengerti kelebihan dan kekurangan dari senjata pendek. Bahkan pesilat akan dapat mengadaptasi benda-benda serupa seperti keris sebagai senjata, atau bahkan pena dan pensil. Dengan memahami karakteristik senjata ini pula, seorang pesilat akan mengerti bagaimana cara menghadapi berbagai macam senjata bila memang keadaan sudah mendesak.

Senam Teknik Kombinasi

Senam Teknik Kombinasi

           Senam Teknik Kombinasi merupakan susunan gerak silat Perisai Diri yang dilatihkan kepada pesilat di setiap sesi pelatihan. Sekilas seperti rangkaian jurus di silat pada umumnya, namun Senam Teknik Kombinasi bukanlah rangkaian yang perlu dihafalkan seperti jurus di perguruan silat lain.

Rangkaian gerak Senam Teknik Kombinasi dibuat oleh para pelatih setempat pada saat latihan berlangsung. Rangkaian gerak ini dibuat berdasarkan imajinasi pada saat pesilat melakukan Serang Hindar dengan seorang lawan. Rangkaian yang dibuat oleh pelatih tersebut dilaksanakan dengan tenaga dan kecepatan maksimal dan diulang berkali-kali.

          Tujuan dari latihan Senam Teknik Kombinasi ini adalah untuk menciptakan kebiasaan dalam melakukan teknik yang benar dan menciptakan refleks yang baik terhadap para pesilat. Latihan ini juga akan membentuk otot-otot para pesilat agar dapat beradaptasi dengan teknik Perisai Diri. Senam Teknik Kombinasi ini selalu berbeda-beda di setiap sesi latihan, baik tangan kosong ataupun menggunakan senjata.

MATERI PENDIDIKAN DAN LATIHAN SILAT PERISAI DIRI

MATERI PENDIDIKAN DAN LATIHAN SILAT PERISAI DIRI

            Tingkatan pesilat Perisai Diri dibagi dalam beberapa tingkatan yang masing-masing ditempuh dalam jangka waktu tertentu. Secara garis besar, tingkatan tersebut dikelompokkan dalam Tingkat Dasar dan Tingkat Keluarga.

            Tingkat Dasar terdiri dari Dasar I (Sabuk Putih), Dasar II (Sabuk Hitam) dan Calon Keluarga (Sabuk Merah). Tingkat Keluarga (Sabuk Merah) terdiri dari beberapa tingkatan yang ditandai dengan warna strip pada badge di dada kiri.


            Tahapan pelajaran silat Perisai Diri terdiri dari pengenalan, pengertian, penerapan, pendalaman dan penghayatan.

Janji Perisai Diri

JANJI PERISAI DIRI

Kami Keluarga Silat Nasional Indonesia “PERISAI DIRI” berjanji:
  1. Bartaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
  2. Setia dan taat kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia
  3. Mendahulukan kepentingan negara diatas kepentingan pribadi dan golongan
  4. Patuh kepada perguruan dan melaksanakan dengan penuh rasa tanggungjawab asas dan tujuannya
  5. Memupuk rasa kasih sayang dan kekeluargaan diantara sesama anggota.

Arti Lambang Perisai Diri

ARTI LAMBANG PERISAI DIRI

Lambang Perisai Diri
Manusia menunduk dengan tangan menyusun sikap Bunga Sepasang di atas bunga teratai yang berdaun lima berwarna kuning, di bawahnya didasari dengan sayap putih dengan tulisan PERISAI DIRI, di dalam suatu bangun segitiga berwarna merah bertepikan warna kuning.

Manusia menunduk bersikap Bunga Sepasang
mempunyai makna bahwa Kelatnas Indonesia Perisai Diri bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan dengan penuh rasa tanggung jawab melaksanakan azas dan tujuan Kelatnas Indonesia Perisai Diri.

Bunga teratai berdaun lima berwarna kuning
mempunyai makna bahwa dalam melaksanakan tujuan Kelatnas Indonesia Perisai Diri berazaskan Pancasila.

Sayap warna putih bertuliskan PERISAI DIRI
mempunyai makna bahwa Kelatnas Indonesia Perisai Diri mempunyai sikah hidup yang dinamis, selalu mempunyai tekad dan semangat untuk mengembangkan bela diri Indonesia umumnya dan Silat Perisai Diri khususnya serta memelihara kelestariannya sebagai budaya bangsa.

Bangun segi tiga berwarna merah bertepikan warna kuning
mempunyai makna :
  • Tujuan Luhur/Roh Suci
  • Hidup/Sukma
  • Kekuatan/Bayu
 Warna merah putih
mempunyai makna asal dan perantaraan ayah dan ibu.

Pendiri Perisai Diri


Pendekar Purna Utama Raden Mas Soebandiman Dirdjoatmodjo
Pendiri & Guru Besar
Keluarga Silat Nasional Indonesia Perisai Diri

MOTTO PERISAI DIRI
"Pandai Silat Tanpa Cedera"

TUJUAN SILAT PERISAI DIRI
“Tujuan berlatih ilmu silat ialah untuk memelihara kesehatan, ketenangan dan kepercayaan kepada diri sendiri. Dilarang untuk berkelahi, sombong, mencari musuh dan berbuat apapun yang tidak baik untuk pribadi maupun untuk fihak lain. Pokoknya semua itu untuk keselamatan dan kebaikan budi. Itulah Perisai Diri yang ampuh”

PESAN PENDIRI PERISAI DIRI
1.
“Sapa sing temen, tinemu"
2.
"Siapa saja yang ingin mencapai sukses, haruslah mendaki dan memanjatnya, bukan melompatinya”
3.
1.      Jangan menggunakan kepandaian silat nya bila tak perlu.
2.      Jangan memperlihatkan bahwa mengerti silat.
3.      Bertindaklah yang sopan dan sabar.
 4.      Kalau perlu, laksanakan dengan betul-betul sampai titik darah penghabisan.