Sepanjang tatar Jawa, terutama bagian tengah
dan timur serta di pulau tetangga, bali. Terdapat teknik bertarung gaya melayu
yang dikenal dengan nama Silat Perisai Diri. Perisai Diri sendiri terdiri dari
dua makna, yaitu :
Silat Perisai Diri adalah suatu sistem seni
prtarungan yang mengandung unsur rekreasional maupun sportifitas. Unsur
pertarungan dari Silat Perisai Diri ditekankan pada penggunaan kata Silat yang
merupakan aplikasi dari suatu teknik bertarung.
Perisai Diri berarti suatu sistem pertahanan
diri. "Perisai" berarti pelindung dan "Diri" terkait dengan
seorang pribadi. Perisai dalam kebudayaan indonesia dikenal sebagai senjata
pertahanan diri yang mempunyai arti sebagai simbol baik penyerangan maupun
perlindungan para anggota Silat Perisai Diri.
Silat
Perisai Diri lebih populer dengan singkatan PD. PD merupakan suatu sistem
modern yang menggabungkan logika pertarungan dan teknik-teknik yang diambil
dari para pendahulunya. Langkah awal untuk memformulasikan sistem PD dimulai
pada tahun 1955 di Yogjakarta, Jawa Tengah. Tapi baru di Surabayalah PD yang
diinspirasi dan dipimpin oleh Raden Mas Soebandiman Dirdjoatmodjo (lebih
dikenal dengan sebutan Pak De atau Pak Dirdjo) menjadi suatu sistem beladiri
yang terorganisasi. Dalam 3 dekade Pak De mempelajari dan mengajarkan PD,
sistem ini akhirnya berkembang cukup baik dan menjadi organisasi seni beladiri
yang sangat dihormati. Sekarang PD telah dipelajari oleh ratusan ribu anggota
di seluruh Indonesia dan memiliki komisariat-komisariat di luar negeri seperti
Belanda, Jerman, Prancis, Jepang, Italia, Kanada, Amerika Serikat dan
Australia. Selain dipelajari oleh kalangan sipil, PD juga dipelajari oleh Angkatan
Bersenjata Indonesia, personel-personel penegak hukum dan lain-lain. Ini
dikarenakan kepraktisan dan serbaguna dari sistem PD ini sendiri. Menurut Pak
Dirdjo, PD merupakan suatu sistem yang mengkombinasikan berbagai metode
pertarungan yang dipilih dari berbagai sumber etnis kebudayaan yang memiliki
pengaruh dalam kebudayaan Indonesia setidaknya sejak abad ke 7 Masehi.
0 komentar:
Posting Komentar