PENGETAHUAN TAMBAHAN
3.1. Teknik dan
Tingkatan
Keluarga Silat Nasional Indonesia
Perisai Diri didirikan oleh Raden Mas Soebandiman Dirdjoatmojo pada tanggal 2
Juli 1955, memiliki ciri-ciri silat: cepat, tepat, tangkas, teratur dan berbudi
luhur. Gerakan-gerakannya memperhitungkan segi anatomis tubuh, tidak memperkosa
badan serta to the point, sesuai dengan fungsi dan kebutuhan. Teknik Perisai
Diri dikelompokkan kedalam teknik-teknik yang diberi nama/istilah binatang dan
manusia, diantaranya: Burung Mliwis, Burung Kuntul, Burung Garuda, Harimau,
Naga, Satria, Pendeta, Putri, dll. Dengan sifat dan ciri khas tersebut tidaklah
berlebihan apabila teknik silat Nasional Perisai Diri disebut teknik silat
modern. Disamping itu, pada masing-masing tingkatan selain mempelajari teknik
tangan kosong, juga diajarkan permainan senjata seperti pisau, pedang, thoya,
ruyung, trisula, dll, dengan maksud agar anggota Perisa Diri mengetahui betul
karakter dari masing-masing senjata, sehingga akan mengetahui kelemahan
tiap-tiap senjata dan mampu menghadapi lawan yang bersenjata
Sistem Pendidikan Silat Perisai Diri menerapkan
sistem yang praktis yaitu dengan pengenalan teknik serta penggunaannya secara
langsung sejak awal pendidikan dasar. Pada garis besarnya sistem pendidikan
dapat digambarkan sebagai berikut:
-Pengenalan
dasar teknik
-Penggunaan
teknik
-Peningkatan
kemantapan dan refleksi
-Kematangan
dan keyakinan
Sebagai seni/ ilmu beladiri Indonesia,
selain segi fisik, dalam pendidikannya tidak lepas pula dari pemberian
pendidikan mental sebagai unsur paralel yang dibutuhkan dalam membentuk
kematangan jiwa dan budi pekerti yang luhur. Pendidikan mental ini juga
dimaksudkan sebagai kendali dan pegangan bagi para pesilat Perisai Diri, agar
di dalam melaksanakan fungsi hidupnya sebagai umat Tuhan Yang Maha Esa selalu
mempunyai rasa kemanusiaan yang tinggi, mendahulukan kepentingan umum, berjiwa
besar disertai dengan rasa percaya diri dan berwibawa.
Pada tingkatan tertentu dalam
kematangan jiwanya, diberikan latihan-latihan pernafasan yang penerapan lebih
lanjutnya di pergunakan dalam:
-Pengerasan badan luar (Gwakang)
-Daya tenaga dalam (Lweekang)
-Meringankan tubuh (Ginkang)
Sesuai dengan tingkat pemahaman
teknik, pesilat Perisai Diri diberikan tingkatan sebagai berikut:
Tingkat Dasar, terdiri dari:
·
Dasar I, lama pendidikan 6 bulan dengan sabuk berwarna
putih.
·
Dasar II, lama pendidikan 6 bulan dengan sabuk berwarna
hitam.
·
Calon Keluarga (Cakel), ditempuh selama 6 bulan dengan
sabuk berwarna merah dan badge bunga sepasang tanpa strip (tanda tingkatan).
Tingkat Keluarga, terdiri dari lima tingkat,
dengan sabuk berwarna merah yaitu:
·
Tingkat I, dengan tanda strip PUTIH pada badge bunga
sepasang, ditempuh selama 6 bulan; dan strip PUTIH-HIJAU pada badge bunga
sepasang, ditempuh selama 6 bulan.
·
Tingkat II, dengan tanda strip HIJAU pada badge bunga
sepasang, ditempuh selama 6 bulan; dan strip HIJAU-BIRU pada badge bunga
sepasang, ditempuh selama 1 tahun.
·
Tingkat III, dengan tanda strip BIRU pada badge bunga
sepasang berwarna kuning-hitam, ditempuh selama 2 tahun; dan strip BIRU-MERAH
pada badge bunga sepasang, ditempuh selama 2 tahun.
·
Tingkat IV, dengan tanda strip MERAH pada badge bunga
sepasang, ditempuh selama 3 tahun; dan strip MERAH-KUNING pada badge bunga
sepasang, ditempuh selama 3 tahun.
·
Tingkat V (Pendekar Muda) dengan tanda strip KUNING pada
badge, ditempuh selama 3 tahun
·
Tingkat Pendekar, memakai sabuk merah dengan badge bunga
sepasang berwarna kuning emas.
0 komentar:
Posting Komentar